Page 7 - ddk1
P. 7
7. Melissa Sunjaya
Melissa Sunjaya juga sukses mencatatkan prestasi di level global. Wanita kelahiran Jakarta tahun 1974 ini
pernah berkiprah di beberapa studio desain grafis terkemuka di California seperti CMg Design Inc, Ph.D dan
Siegel & Gale Los Angeles. Setelah lulus dari jurusan desain grafis Trisakti, dia melanjutkan studi di Art
Center di Swiss dan Amerika. Setelah itu dia terlibat di berbagai proyek branding korporasi seperti Fox
Twentieth Century, 29 Palms, Gean Gardner Photography dan Mark Hanauer Photography.
8. Rini Sugianto
Tidak ada sebersit niat Rini kecil untuk menjadi seorang animator, malah ketika bersekolah di SMA Regina
Pacis, Bogor, ia fokus di bidang olahraga. Tahun 1997, Rini menekuni bidang arsitektur di Universitas
Parahyangan, Bandung dan ternyata jurusan arsitektur inilah yang mengantarkannya ke dunia animasi dunia.
Teknik menggambar dengan komputer membuat Rini memutuskan sekolah lagi.
Tahun 2001, Rini memulai perjalanannya di Amerika. Di kota San Fransisco, ia belajar animation and visual
effect di Academy of Art University. Di kampusnya, ia mendalami prinsip animasi, seperti squash and
stretch, follow through atau overlap, anticipation, timing, staging, slow in atau slow out, appeal, arc,
exaggeration, secondary action, posing or solid drawing dan pose to pose vs straight ahead. Setelah lulus
Rini sempat intern di Stormfront Studio, Offset Software dan Blur Studio, setelah itu, Rini mulai bekerja di
WETA Digital yang merupakan perusahaan terkemuka dunia efek visual yang berbasis di Wellington,
Selandia Baru. Selama tiga tahun bekerja, Rini telah menggarap berbagai proyek film ternama seperti The
Adventure of Tintin: The Secret of Unicorn, The Avengers, The Hobbit: An Unexpected Journey, Ironman
2, The Hunger Games dan The Hobbit: The Desolation of Smaug. Setelah itu Rini bekerja di Industrial Light
& Magic di San Fransisco dan menggarap proyek film Teenage Mutant Ninja Turtle (TMNT).
6